#2 I Never Forgot


Tulisan ini sebenarnya lanjutan dari Challenge ini. Hehe, penginnya bulan kemaren sudah lulus challenge, tapi faktanya sampai ganti tahun (yaiyalah wong jaraknya desember-januari ๐Ÿ˜€ ) masih sebutir aja tulisan challenge nya, adaaaa aja yang bikin gagal nulis tentang ini, ckck, terlaluh ๐Ÿ˜€

Ya, postingan kali ini pun enggak janji bakal besok di-up date, cuma dicoba saja, hitung-hitung belajar rajin ngeblog wehehehe.

Hm, di challenge ini saya pengin lanjutin jawab pertanyaan atau lebih tepatnya instruksi ๐Ÿ˜€ no.2 “Write something that someone told you about yourself that you never forgot”

Hmmm… baca kalimat itu saya langsung inget

sahabat saya.

Waktu ngampus dulu, doi sering bilangย  “kamu tuh keras kepala!”
Dan setelah saya pikir-pikir, ada benarnya juga. Hehe.

Tapi, untunglah kepala saya yang keras, bukan hati. Coba kalau hati ini yang keras, mungkin saya akan selalu susah move on, Wkwkwk ๐Ÿ˜€

Tenang, yang saya maksud, cakupannya luas banget, koq. Move on dari pesimis ke optimis, dari malas ke belajar meminimalisir malas, dari ngeyel ke meminta maaf, dari dongkol ke memaafkan. Itu semua namanya juga move on, right? ๐Ÿ™‚

Ya, sesuatu yang tak pernah saya lupakan. Bahwa untuk pertama kalinya, saya disebut keras kepala, kala itu.

Namun pada akhirnya, saya bersyukur pernah begitu keras kepala, karena ternyata, saya menemukan sahabat yang jujur yang mau menegur. Saya bersyukur pernah begitu keras kepala, hingga saya belajar untuk memahami bagaimana sebaiknya ‘kepala’ saya mesti ‘dilenturkan’. Saya bersyukur pernah begitu keras kepala, karena ternyata saya jadi belajar banyak hal. Terutama, belajar move on ๐Ÿ˜€

Djayanti Nakhla Andonesi
@Kaumjaya, Karawang

Leave a comment