Karena ada keperluan, maka saya dan suami saat itu melewati jalan alternatif, yang bisa dibilang masih baru. Jalan itu ternyata tak sembarang jalan. Karena
di sana terhampar tempat yang pemandangannya begitu asri, bahkan mempunyai nama tersendiri.
Namanya memang belum terlalu familiar di jagad dunia. Namun, keberadaannya mulai muncul ke permukaan media, setidaknya di Karawang. Dan saya sering secara tak sengaja mendapati namanya di jejaring sosial. Mau tahu nama tempatnya apa? Namanya sederhana; Kampung Budaya.
Kalau dari pintu keluar masuk tol Karawang barat, maka Kampung Budaya ini ada di jajarannya Rumah Sakit Cito. Tapi cukup jauh dari sana.
Beruntungnya, Kampung Budaya ini bisa ‘ditembus’ dari bundaran Perumnas. Juga dari arah Wadas. Jadi, accessable lah.
Rasa penasaran saya mengenai isi Kampung Budaya, tuntas. Berikut ini adalah beberapa potretnya.
Ketika pertama masuk, kita disajikan pemandangan yang cukup signifikan pengurangannya di Kota Lumbung Padi ini, apalagi kalau bukan sawah. Mungkin, alasan mengapa di Kampung Budaya ada ‘komposisi’ pemandangan sawah adalah untuk mengingatkan masyarakat luas, bahwa Karawang pernah menjadi salah satu sumber beras terbesar nasional. Mungkin tidak ya, kejayaan itu terulang lagi?
Untuk Anda yang beragama Islam, jangan khawatir kesulitan untuk menunaikan kewajiban sholat. Karena, di dalam area Kampung Budaya, bertengger indah sebuah mushala. Sayang ‘kan, kalau mushala indah ini tidak terjamah sebagaimana fungsinya. 🙂
Hobby banget mancing? Di Kampung Budaya juga bisa dijadikan tempat untuk para mancing mania. Hanya saja, waktu kami berkunjung ke sana, sedang sepi. Jadi tidak nampak aktifitas mancing memancing.
Disbudpar alias Dinas Budaya dan Pariwisata Karawang, pencetus pembangunan Kampung Budaya ini, tentu tak melupakan kegiatan masyarakat yang begitu penting. Apakah itu? Yap, apalagi kalau bukan makan. Hahaha. So, buat Anda yang memang tak sempat membawa bekal makanan untuk santai-santai di Kampung Budaya ini, tak usah cemas. Karena, di Kampung Budaya juga tersedia Resto. Silahkan Anda masuk, dan pesan menu khas Karawang (mungkin, karena saya tak sempat masuk kesana, wkwk). Dan jangan lupa, bayar ya. Hehehe.
Beberapa bangunan sedang gencar dibangun. Dan untuk bangunan ini, saya tidak tahu namanya. Hanya, terlihatnya seperti rumah panggung. Karena saya melihatnya dari kejauhan. Kebetulan, saat saya kesana, pagar untuk memasuki area rumah-rumah mungil itu sedang ditutup. Tapi, lain waktu Anda berkunjung, mungkin sudah bisa dibuka. Dan Anda bisa tahu keadaannya lebih jelas.
Oh ya, satu bangunan yang cukup penting di Kampung Budaya ini adalah aula. Aula tersebut multi fungsi. Berbagai acara bisa dilaksanakan di sana. Dan tepat di sebelah aula, ada semacam gapura, yang dipakai untuk bersantai. Siapa saja boleh menggunakan fasilitas gratis itu. Lumayan, bersantai sambil ditemani secangkir kopi dengan mata yang dimanjakan pemandangan asri. Hm, sedap. Serasa Karawang 50tahun silam. Hanya saja, sayang, saya tak sempat memotretnya.
Oke deh, silakan Anda berkunjung langsung ke Kampung Budaya, dan rasakan sendiri nuansa asri yang mulai jarang ditemukan di jantung kota Karawang ini.
Have a nice day 🙂
Djayanti Nakhla Andonesi
jadi penginnn
iya mbaa… hayu sini maen k Karawang 🙂
wah ternyta djayanti ngeblog juga …
sy jg sering dngr tp blom prnah sna nih
Iyapp..
Harusnya tiap daerah punya kampung budaya untuk melestarikan warisan lokal ya. Di Bogor juga ada tapi saya malah belom kesampaian 😛
Betul bangettt pak
Wah, di Bogor juga ada ya, sip sip. Jadi pengen berkunjung kapan2 ke Kampung budaya nya 😀
betul, ada Kampung Budaya dan bisa camping segala. Pokoknya asyik banget tempatnya
Wuaaahh kerenn
Bagus sekali adanya pembangunan kampung budaya ini, bisa menjadi central budaya karawang. Insya Allah nanti kalau anak saya udah bisa diajak jalan2 saya kenalin kampung budaya karawang.
Sip, silakan pak. 🙂
Oia, silakan kunjungi blog saya yg lebih aktif sekarang : http://www.djayantinakhla.com